Kamis, 16 Mei 2013

Batu Jilatan Kalimantan Memancing Ikan



Batu Jilatan maunjun / memancing,  menurut kepercayaan mistis masyarakat kalimantan adalah sebagai azimat memancing ( ikan) terlepas benar tidaknya, batu ini mempunyai keunikan apabila direndam dalam air asam/ cuka, maka akan bergerak sendiri seolah hidup?

Batu Jilatan Kalimantan ini memiliki tiga macan warna hitam, putih dan coklat. Berbentuk bulat setengah telur dan pada bagian atas berbentuk kubah, berwarnaputih kekuning-kuningan. Berukuran kurang lebih panjang 10, 5 mm, lebar 10, 1 mm, tinggi 7 mm. Di kalangan Masyarakat Dayak Kalimantan di kenal dengan nama Batu Jilatan, Secara ilmiah batu jilatan ini mengandung kadar garam tinggi, kadar garam ini untuk kebutuhan tubuhnya, inilah yang menjadi alasan kenapa hewan-hewan tersebut menjilati atau mematuknya, kadar garam seperti natrium dan kalium memang sangat di butuhkan oleh tubuh baik bagi binatang maupun manusia. batu ini bergerak jika di letakkan di atas air cuka atau dengan air jeruk.

Menurut ceritanya adalah menyangkut sebuah danau kecil. apabila kedatangan hewan yang berbeda jenis datang bersamaan, maka mereka saling menunggu antar jenis hewan tertentu dengan jenis hewan lainnya. Misalnya sekelompok burung-burung mendatangi danau, maka hewan lain yang yang datang belakangan menunggu mendekati danau hingga burung-burung itu pergi, begitu pula saat hewan pemangsa daging seperti beruang datang kedanau dan melihat mangsa maka beruang tidak akan memburu korbanya, beruang itu hanya datang menuju danau dan bukan untuk mencari mangsa, bahkan terdang ada puluhan hewan yang datang bersamaan di danau itu, tetapi mereka saling bergliran medekati danau.

Hewan-hewan yang berdatangan bukan untuk minum air yang ada di danau tersebut, melainkan mendatangi di tepi danau itu terdapat sebuah batu yang berukuran besar tetapi bentuknya agak pipih, hewan-hewan tersebut  ada yang menjilati batu itu ada pula yang mematukinya, misalnya  babi, beruang, rusa, dsb akan menjilati batu itu sedangkan  unggas burung, dsb, mematuk dengan paruhnya, itulah sebabnya disebut batu jilatan.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar